Rabu, 11 Januari 2012

TANAMAN BAWANG MERAH

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Bawang merah (Allium cepa) Merupakan salah satu komoditas holtikultura yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Agar sukses budidaya bawang merah dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko) di lapangan.Diantaranya cara budidaya,serangan hama,dan penyakit,kekurangan unsur mikro dll yang menyebabkan produksi menurun.Dengan memperhatikan hal tsb. upaya dalam membantu penyelesaian permasalahan tsb salah satunya dengan peningkatan produksi bawang secara kuantitas,kualitas dan kelestarian (k-3) sehingga petani dapat berkarya dan berkompetisi di era perdagangan bebas

Bawang merah merupakan komoditas sayuran yang sudah sejak lama di usahakan oleh petani secara intensif. Komoditas pertanian ini merupakan sumber pendapatan dan kesempatan kerja yang memberikan kontribusi cukup tinggi terhadap perkembangan ekonomi suatu wilayah. Karena memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi maka pengusahaan budidaya bawang merah telah menyebar hampir di setiap provinsi di Indonesia. Meskipun minat petani di terhadap bawang merah cukup kuat, namun dalam proses pengusahaannya masih ditemui berbagai kendala. Baik yang bersifat teknis maupun ekonomis




1.2.  Tujuan Praktikum
Supaya mahasiswa dapat mengenal tentang tehnik budidaya bawang merah, dan mampu membudidayakan kepada masyarakat sehingga cara membudidayakan bawang merah bisa di lakukan oleh setiap petani.

1.3.  Tujuan Pembuatan Laporan
Setiap habis melakukan praktikum mahasiswa di wajib kan untuk membuat laporan hasil yang telah di praktikum kan.













BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Bawang merah merupakan tanaman semusim yang berbentuk rumput, berbatang pendek dan berakar serabut. Daunnya panjang serta berongga seperti pipa. Pangkal daunnya dapat berubah fungsi seperti menjadi umbi lapis. Oleh karena itu, bawang merah disebut umbi lapis. Tanaman bawang merah mempunyai aroma yang spesifik yang marangsang keluarnya air mata karena kandungan minyak eteris alliin. Batangnya berbentuk cakram dan di cakram inilah tumbuh tunas dan akar serabut. Bunga bawang merah berbentuk bongkol pada ujung tangkai panjang yang berlubang di dalamnya. Bawang merah berbunga sempurna dengan ukuran buah yang kecil berbentuk kubah dengan tiga ruangan dan tidak berdaging. Tiap ruangan terdapat dua biji yang agak lunak dan tidak tahan terhadap sinar matahari.
Tanaman bawang merah ini dapat ditanam dan tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter dpl. Walaupun demikian, untuk pertumbuhan optimal adalah pada ketinggian 0-450 meter dpl. Komoditas sayuran ini umumnya peka terhadap keadaan iklim yang buruk seperti curah hujan yang tinggi serta keadaan cuaca yang berkabut. Tanaman bawang merah membutuhkan penyinaran cahaya matahari yang maksimal (minimal 70% penyinaran), suhu udara 25º-32ºC serta kelembaban nisbi yang rendah
Bawang merah dapat diperbanyak dengan dua cara, yaitu bahan tanam berupa biji botani dan umbi bibit. Pada skala penelitian, perbanyakan bawang merah dengan biji mempunyai prospek cerah karena memiliki beberapa keuntungan (kelebihan) antara lain : keperluan benih relatif sedikit ±3 kg/ha, mudah didistribusikan dan biaya transportasi relatif rendah, daya hasil tinggi serta sedikit mengandung wabah penyakit. Hanya saja perbanyakan dengan biji memerlukan penanganan dalam hal pembibitan di persemaian selama ± 1 bulan setelah itu bisa dibudidayakan dengan cara biasa.






BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan
Alat :               1. Cangkol
                        2. Parang
                                    3. Secrob
                                    4. Semprot
                                    5. Pisau
                                    6. Dll


            Bahan :           1. Bibit
                                    2. Pupuk kandang
                                    3. Pestisida
                                    4. Dll
                       
3.2. Cara Kerja
1.      Membersihkan gulma pada lahan yang akan di budidayakan
2.      Mengolah lahan  yang telah di bersihkan agar tanah tersebut menjadi gembur
3.      Kemudian tanah yang telah di olah di tambah dengan pupuk kandang agar dapat meningkat kan unsur hara
4.      Setelah tanah sudah di tambah dengan pupuk kandang kemudian tanah di peram dalam satu minggu
5.      Kemudian setelah satu minggu baru di lakukan penanaman dengan jarak tanam 25cm x 20cm
6.      Setelah satu minggu maka melakukan pengamatan dengan interval satu minggu dengan cara pengukuran panjang, banyak tumbuh, banyak mati, dan yang dormansi agar langsung bisa di selip dengan benih yang lain
7.      Melakukan pembersihan gulma yang telah tumbuh di sekitar tanaman bawang agar tidak terjadi kompetesi ( perebutan unsur hara) yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman bawang



BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dimaksudkan untuk menciptakan lapisan olah yang cocok dan gembur untuk budidaya bawang merah. Pengolahan tanah umumnya diperlukan untuk menggemburkan tanah sehingga pertumbuhan umbi dari bawang tidak terhambat karena sifat fisika tanah yang kurang optimal. Pengolahan tanh juga dilakukan untuk memperbaiki drainase, meratakan permukaan tanah dan mengendalikan gulma.

4.2. Persiapan Benih
Kualitas bibit merupakan faktor penentu hasil tanaman. Tanaman yang dipergunakan sebagai bibit harus cukup tua. Yaitu berkisar antara 70-80 hari setelah tanam. Bibit kualitas baik adalah berukuran sedang, sehat, keras dan permukaan kulit luarnya licin/ mengkilap. Bibit yang terlalu kecil pertumbuhannya kurang vigor dan hasilnya sedikit sedangkan umbi bibit yang besar harganya terlalu mahal
Ukuran umbi bibit yang optimal adalah 3-4 gram/umbi. Umbi bibit yang baik yang telah disimpan 2-3 bulan dan umbi masih dalam ikatan (umbi masih ada daunnya). Penyimpanan yang baik dan biasa dilakukan oleh petani adalah dengan menyimpan diatas para-para dapur atau disimpan di gudang. Umbi bibit harus sehat, ditandai dengan bentuk umbi yang kompak (tidak keropos), kulit umbi tidak luka (tidak terkelupas atau berkilau).

Pada lahan kering, tanah dibajak atau dicangkul sedalam 20 cm, kemudian dibuat bedengandengan lebar 1,2 meter tinggi 25 cm sedangkan panjangnya tergantung dengan kondisi lahan. Bedeng dibuat mengikuti arah timur dan barat agar persebaran cahaya optimal. Seluruh proses pengolahan tanah ini membutuhkan waktu kira-kira 3-4 minggu.

4.3. Pemberian Pupuk Dasar
Pemberian pupuk dasar dilakukan setelah pengolahan tanah. Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk organik yang sudah matang seperti pupuk kandang sapi dengan dosis 10-20 ton/ha atau pupuk kandang ayamdengan dosis 5-6 ton/ha. Selain itu digunakan juga pupuk P (SP-36) dengan dosis 200-250 kg/ha (70-90kg/ha P2O5). Yang diaplikasikan 2-3 hari sebelum tanaman dengan cara disebar lalu diaduk secara merata dengan tanah. Pemberian pupuk organik digunakan untuk memelihara dan meningkatkan produktivitas lahan.

4.4. Penanaman
Umbi bibit ditanam dengan jarak tanam 25cm x 20cm. umbi tanaman bawang merah dimasukkan ke dalam lubang yang sebelumnya dibuat dengan tugal. Lubang tanam dibuat sedalam umbi. Umbi dimasukkan ke dalam tanah dengan seperti memutar sekerup. Penanaman diusahakan jangan terlalu dalam karena umbi mudah mengalami pembusukan. Setelah proses penanaman selesai dilakukan penyiraman.



4.5. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan tindakan-tindakan untuk menjaga pertumbuhan tanaman.
4.5.1. Pengamatan
Pengamatan yang kami lakukan adalah dalam seminggu sekali, dalam pengamatan ini adalah kami melihat tentang pertumbuhan tanaman, banyak tumbuh, dan penyakit yang menyerang nya. Panjang tanaman bawang setelah dua minggu tanam :
Bedeng 1 :       Panjang 28cm
Sedang 22cm
Pendek 15cm
Bedeng 2 :       Panjang 38cm
                        Sedang 26cm
                        Pendek 17cm
Bedeng 3 :       panjang 32cm
                        Sedang 26cm
                        Pendek 13cm
Bedeng 4 :       Panjang 25cm
                        Sedang 15cm
                        Pendek 9cm
4.5.2. Penyiraman
Tanaman bawnag merah tidak menghendaki banyak hujan karena umbi dari bawang merah mudah busuk, akan tetapi selama pertumbuhannya tanaman bawang merah tetap membutuhkan air yang cukup. Oleh karena itu, lahan tanam bawang merah perlu penyiraman secara intensif apalagi jika pertanaman bawang merah terletak di lahan bekas sawah. Pada musim kemarau tanaman bawang merah memerlukan penyiraman yang cukup, biasanya satu kali sehari sejak tanam sampai menjelang panen.
4.5.3. Penyulaman
Penyulaman dilakukan secepatnya bagi tanaman yang mati / sakit dengan mengganti tanaman yang sakit dengan bibit yang baru. Hal ini dilakukan agar produksi dari suatu lahan tetap maksimal walaupun akan mengurangi keseragaman umur tanaman.
4.5.4. Pemupukan
Kebetulan kemaren kita tidak melakukan pemupukan tambahan, tp kami coba jelaskan tentang pemupukan terhadap tanaman bawang. Pemupukan yang dilakukan disini merupakan pemupukan susulan setelah tanaman tumbuh. Pemupukan susulan pertama dilakukan dengan memberikan pupuk N dan K pada saat tanaman berumur 10-15 harisetelah tanam. Pemupukan susulan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 1 bulan setelah tanam ½ dosis pupuk N 150-200 kg/ha dan K 100-200 kg KCl/ha. Pupuk K diaplikasikan bersama-sama dengan pupuk N dalam larikan atau dibenamkan ke dalam tanah. Untuk mencegah kekurangan unsur mikro dapat digunakan pupuk pelengkap cair yang mengandung unsur mikro.
4.5.5. Pengelolaan Hama Dan Penyakit
Hama penyakit yang sering menyerang tanaman bawang merah antara lain ulat grayak (Spodoptera litura), trips, ulat bawang, bercak ungu (Alternaria porli), busuk umbi fusarium dan busuk putih sclerotum, busuk daun Stemphylium dan virus.
Kebetulan pada tanaman bawang yang kita budidayakan tidak terserang oleh penyakit yang di atas, namun gejala yang kita dapat kan kemarin adalah layu fusarium yaitu daun nya menguning. Gejala ini timbul setelah 2 minggu penanaman di lakukan, dan di serang satu persatu setelah itu baru terserang kepada yang lain. Pengendalikan nya di lakukan dengan menggunakan fungisida atau mencabut tanaman yang sudah di serang, kebetulan kita kemarin tidak menggunakan fungisida, karena kurang nya persediaan obat – obatan (fungisida) di fakultas pertanian.
Dan kami coba menjelaskan tentang hama  penyakit yang sering menyerang tanaman bawang, untuk kesempurnaan laporan ini. Walaupun gejala ini tidak kita dapat kan kemarin saat kita melakukan budidaya tanaman bawang.
1.      Ulat bawang (Spodoptera exigua atau S. Litura)
Hama ulat bawang (Spodoptera spp). Serangan hama ini ditandai dengan bercak putih transparan pada daun. Telur diletakkan pada pangkal dan ujung daun bawang merah secara berkelompok, maksimal 80 butir. Telur dilapisi benang-benang putih seperti kapas. Kelompok telur yang ditemukan pada rumpun tanaman hendaknya diambil dan dimusnahkan. Biasanya pada bawang lebih sering terserang ulat grayak jenis Spodoptera exigua dengan ciri terdapat garis hitam di perut/kalung hitam di leher.
Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan mengumpulkan telur dan ulat lalu dimusnahkan. Memasang perangkap ngengat (feromonoid seks) ulat bawang 40 buah/ha. Jika intensitas kerusakan daun lebih besar atau sama dengan 5 % per rumpun atau telah ditemukan 1
paket telur/10 tanaman, dilakukan penyemprotan dengan insektisida efektif, misalnya Hostathion 40 EC, Cascade 50 EC, Atabron 50 EC atau Florbac.
2.      Ulat tanah
Ulat ini berwarna coklat-hitam. Pada bagian pucuk /titik tumbuhnya dan tangkai kelihatan rebah karena dipotong pangkalnya. Kumpulan ulat pada senja/malam hari. Jaga kebersihan dari sisa-sisa tanaman atau rerumputan yang jadi sarangnya.
3.      Trip (Thrips sp.)
Gejala serangan hama thrip ditandai dengan adanya bercak putih beralur pada daun. Penanganannya dengan penyemprotan insektisida efektif, misalnya Mesurol 50 WP atau Pegasus 500 EC.
4.      Penyakit Layu Pusarium
Penyakit ini lah yang sangat harus di waspadai, penyakit ini dia sering di dapat kan ketika tanaman baru – baru tumbuh, dan penyakit ini yang kita dapat kan kemarin.
Gejala serangan penyakit ini ditandai dengan menguningnya daun bawang, selanjutnya tanaman layu dengan cepat (Jawa : ngoler). Tanaman yang terserang dicabut lalu dibuang atau dibakar di tempat yang jauh Preventif kendalikan dengan GLIO atau sering di sebut juga dengan fungisida.
5.      Penyakit Otomatis Atau Antraknose
Gejalanya bercak putih pada daun, selanjutnya terbentuk lekukan pada bercak tersebut yang menyebabkan daun patah atau terkulai. Untuk mengatasinya, semprot dengan fungisida Daconil 70 WP atau Antracol 70 WP.
6.      Penyakit Trotol
Ditandai dengan bercak putih pada daun dengan titik pusat berwarna ungu. Gunakan fungisida efektif, antara lain Antracol 70 WP, Daconil 70 WP, dll untuk membasminya.

4.6. Pemanenan
Bawang merah dapat dipanen setelah umurnya cukup tua, biasanya pada umur 70-80 hari. Tanaman bawang merah dipanen setelah terlihat tanda-tanda 60% leher batang lunak, tanaman rebah dan daun menguning. Pemanenan sebaiknya dilaksanakan pada saat tanah kering dan cuaca cerah untuk menghindari adanya serangan penyakit busuk umbi pada saat umbi disimpan.
Tapi kita melakukan pemanenan tidak sampai 70-80 hari, karena kondisi lahan tidak memungkinkan lagi, maka nya kita langsung melakukan pemanenan, walaupun pemanenan di lakukan agak cepat tapi hasil yang kami dapat kan sudah memuaskan selaku kami baru pertama kali melakukan penanaman tanaman bawang merah. Hasil panen basah dalam 4 bedeng dengan ukuran bedeng 150cm x 150cm sebanyak 4kg bawang merah. Walaupun hasil nya jauh dari pada kesempurnaan tapi kami sangat puas dengan hasil yang kami dapat kan, karena kami pun masih dalam proses belajar tentang tehnik membudidayakan tanaman bawang merah.

4.7. Pasca Panen
Bawang merah yang sudah dipenen kemudian diikat pada batangnya untuk mempermudah penanganan. Selanjutnya umbi dijemur hingga cukup kering (1-2 minggu) dibawah sinar matahari langsung kemudian dilakukan dengan pengelompokan (grading) sesuai dengan ukuran umbi. Pada penjemuran tahap kedua dilakukan pembersihan umbi bawang dari tanah dan kotoran. Bila sudah cukup kering (kadar air kurang lebih 80 %), umbi bawang merah siap dipasarkan atau disimpan di gudang kemasan bawang. Pengeringan juga dapat dilakukan dengan alat pengering khusus sampai mencapai kadar air 80%.
Bawang merah dapat disimpan dengan cara menggantungkan ikatan-ikatan bawang merah di gudang khusus pada suhu 25-30 °C dan kelembaban yang cukup rendah untuk menghindari penyakit busuk umbi dalam gudang.


BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1. Kesimpula
Bawang merah dapat diperbanyak dengan dua cara, yaitu bahan tanam berupa biji botani dan umbi bibit. Pada skala penelitian, perbanyakan bawang merah dengan biji mempunyai prospek cerah karena memiliki beberapa keuntungan (kelebihan) antara lain : keperluan benih relatif sedikit ±3 kg/ha, mudah didistribusikan dan biaya transportasi relatif rendah, daya hasil tinggi serta sedikit mengandung wabah penyakit. Hanya saja perbanyakan dengan biji memerlukan penanganan dalam hal pembibitan di persemaian selama ± 1 bulan setelah itu bisa dibudidayakan dengan cara biasa.

Bawang merah adalah tanaman semusim dan memiliki umbi yang berlapis. Tanaman mempunyai akar serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga. Umbi terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang yang berubah bentuk dan fungsi, membesar dan membentuk umbi berlapis. Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang membesar dan bersatu. Umbi bawang merah bukan merupakan umbi sejati seperti kentang atau talas.




5.2. Rekomendasi
1.      Semoga kedepan fakultas pertanian mampu menyediakan bahan praktikum yang lebih lengkap lagi
2.      Praktikum yang di lakukan harus benar – benar di amanati agar hasil praktikum sesuai dengan apa yang kita inginkan
3.      Mahasiswa yang melakukan praktikum harus mampu menyampaikan kepada masyarakat apa yang dia ketahui
4.      Dan kami mengharap kan Universitas Malikussaleh khusus nya fakultas petanian agar mampu menyediakan hal yang mengenai dengan praktikum dengan lebih lengkap lagi, agar tercipta mehasiswa yang berkopetensi dalam bidang pertanian

DOKUMENTASI SAAT PRAKTIKUM DI LAPANGAN




DI TERBITKAN OLEH :
NAMA          : SADDAM HUSIN
NIM              : 090310031
FAK/PRODI : PERTANIAN/AGROEKOTEKNOLOGI
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH LHOKSEUMAWE


1 komentar: